Tuesday, July 12, 2011

Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari .... Udah Nggak Zamannya Lagi

Istilah ini lama melekat dalam benak kita yakni "Guru kencing berdiri Murid Kencing berlari". Apapun makna yang terkandung di dalamnya. Namu itu menunjukkan bahwa seorang guru harus berhatihati dalam berbuat karena seorang guru itu adalah pribadi yang harus digugu dan ditiru.

Jika dibawa ke jaman sekarang sepertinya "Guru kencing berdiri murid kencing berlari" tidak berlaku tapi sudah digantikan dengan "guru ke sekolah jalan kaki Murid datang naik mobil pribadi"

Kalau dulu guru adalah sosok yang sangat dihormati, orang yang harus diteladani. Mulai dari siswa itu sendiri, wali murid sampai masyarakat sekitar sangat menyanjung dan menghormati seorang guru. Artinya seorang guru memiliki wibawa di atas yang lainnya.

Dizaman sekarang pandangan masyarakat mulai berubah. Soerang guru hanya seorang pribadi biasa yang tidak ada apa-apanya dibanding orang lain. 
Apakah guru zaman sekarang tidak berkompeten lagi untuk jadi seorang guru? Of course not. Guru sekarang jauh lebih bermutu dibanding guru masa dahulu.
Apakah guru zaman sekarang tidak lagi punya kepribadian yang bisa digugu dan ditiru ? Of course not. Banyak guru sekarang yang punya kompetensi kepribadian tinggi.
Apakah guru sekarang .......

Lalu kenapa guru dizaman sekarang tidak lagi bagaikan guru pada zaman dahulu ....Seakan-akan tidak ada wibawa, seakan-akan tidak lagi diperhitungkan dalam masyarakat, seakan-akan posisinya sangat rendah dibandingkan dengan profesi lain.

Beruntunglah guru sekolah dasar, anak-anak masih berani membantah orangtuanya yang bertentangan dengan ajaran "sang Guru". Kalau orang tua mengajar anak mengisi PR dan kebetulan langkah yang digunakan orangtua berbeda dengan yang diajarkan guru, maka si anak akan berkata "kata buk guru bukan seperti itu". Itu artinya pandangan mereka terhadap guru masih tinggi.

Akan berbeda dengan guru di tingkat yang lebih tinggi, SMP dan SMA. Penghargaan terhadap guru dilakukan dengan cara dan pandangan yang berbeda.

Sesuai dengan perkembangan zaman.
Dulu orang berpandangan bahwa seorang guru berupa "Lubuk Ikan tapian Ilmu nak pergi tempat bertanya nak pulang tempat berberita"
Karena guru merupakan gudang ilmu dan ilmu di atas segala-galanya.
Sekarang zaman telah berubah, Ilmu tidak lagi berada di atas segalanya. tetapi sudah berpindah kepada harta lah yang di atas segalanya, akibatnya siapa yang banyak harta, siapa yang banyak duit,  siapa yang berkantol tebal, maka semua mata menatap kepadanya.

Wibawa seseorang terletak pada penampilan dan kekayaannya. 
Kalau ada orang kaya yang bicara walaupun tidak berpendidikan, maka orang akan dengarkan dan sebaliknya kalau ada orang yang berpendidikan yang bicara tetapi kere orang akan buang muka ....

Salah satu kunci keberhasilan pendidikan adalah orang (siswa, wali murid, lingkungan sekolah) mau mendengarkan dan menuruti apa yang disampaikan oleh guru. 
Bagaimana guru ekonomi mau menerangkan prinsip ekonomi dengan siswanya kalau ekonominya sendiri belum mapan.
Bagaimana seorang guru Bahasa mau menyuruh siswanya punya beberapa literatur bacaan atau memiliki pustaka mini di rumah kalau dia sendiri tidak sanggup membeli buku ....
Bagaimana seorang guru PKn mau menyampaikan kepada siswa agar hidup harus saling tolong menolong kalau Jumat pagi OSIS menyodorkan kotak sosial dia sendiri tidak bisa mengisinya
dan lain-lain dan lain-lain.

Bagimana seorang guru mau berwibawa kalau dia ke sekolah harus jalan kaki sementara siswanya naik motor
Bagaimana seorang guru bisa menjaga wibawa kalau dijalan harus berebut naik bis kota sementara siswanya datang bawa mobil sendiri. ......

Apakah guru tidak mau jadi orang kaya???
Pertanyaan ol ol ....
Tapi harus kita lihat kenyataan kesanggupan guru untuk tampil berwibawa dengan mengikuti kehendak zaman ini, seberapa besar kemampuannya???

Bagaimana wali murid mau menuruti kehendak guru waktu rapat komite dikala mengajukan usulan bantuan keuangan, orang malah curiga, jangan-jangan cuma akal-akalan guru saja nanti duitnya dipakai oleh mereka ... (Kata wali murid dalam hati)

Jadi kalau mau keberhasilan pendidikan di Nusantara ini, maka tiada jalan lain lagi, kesejahteraan guru memang harus di dahulukan. Dengan demikian para guru bisa tampil mengikuti selera zaman dan dengan sendirinya kalau setiap guru datang kesekolah sudah naik mobil mengkilap, mulus, turun dari mobil pakaian masih necis, maka mata siswa akan menatap kepadanya. 
Diawali dari situ, semuanya can be under control.

Kalau saja masyarakat sekarang masih berpikiran seperti masyarakat zaman dulu, maka saya yakin begitu masuk usia 50 tahun, para guru akan mengajukan pensiun dini dan ikut mengkampanyekan diri jadi calon anggota DPR dan yakinlah pasti menang.

Bayangkan saja, jika satu tahun guru menamatkan 200 siswa maka selama tugasnya (25 tahun) dia sudah punya 5000 alumni dan kalau mereka masih menghargai gurunya karena ilmu bukan karena harta maka sang guru akan terpilih mulus jadi anggota dewan yang terhormat. ......

(Hasil renungan sore ......)

No comments:

Post a Comment